Stimulan pada tanaman karet pada awalnya ditujukan untuk mengurangi biaya tenaga kerja. Dengan menggunakan stimulan interval penyadapan dapat diturunkan dari d/2 (dua hari sekali) menjdi d/3 (tiga hari sekali) sehingga kebutuhan penyadap juga akan berkurang sedangkan produksi yang diperoleh relatif sama. Namun saat ini aplikasi stimulan sudah menjadi baku teknis di perkebunan karet (terutama perkebunan besar/perusahaan). Stimulan yang banyak digunakan adalah yang berbahan aktif etefon (2-chloroethyl phosponic acid), selain itu masih ada jenis stimulan lain yang berbahan aktif polyethylenglicol dan stimulan gas etilen.
Pada artikel kali ini kita akan membahas metode aplikasi stimulan cair (etefon atau polyethilenglicol) sedangkan aplikasi stimulan gas memiliki metode tersendiri. Perlu dipahami bahwa efektifitas aplikasi stimulan cair sangat dipengaruhi tingkat penyerapan bahan aktif stimulan oleh tanaman di samping kualitas produk stimulan itu sendiri. Metode aplikasi stimulan cair yang umum digunakan antara lain:
Metode Groove Application (Ga)
Aplikasi stimulan dengan metode ini yaitu dengan menarik gerah yang ada di panel sadap (scrap) kemudian mengoleskan stimulan pada alur sadapnya dengan merata. Alat yang digunakan biasanya kuas kecil atau sikat gigi bekas. Metode ini adalah yang paling umum digunakan pada penyadapan ke arah bawah (Downward tapping) dengan pelarut air.
Yaitu dengan menarik scrap yang ada di alur sadap selanjutnya stimulan dioleskan di alur sadap dan di dinding bekas sadapan. Metode ini sangat efektif diterapkan karena bidang serapan lebih luas, namun harus berhati-hati karena dosis yang diberikan sangat rentan berlebihan sehingga menyebabkan tanaman stres.
Metode Lace Application (La)
Metode ini juga untuk irisan ke arah bawah yaitu dengan mengoleskan stimulan pada alur sadap tanpa menarik scrapnya. Metode ini memiliki tingkat efektifitas yang lebih rendah dibanding dua metode di atas karena stimulan terhalang scrap sehingga penyerapan tanaman kurang maksimal. Keunggulan metode ini adalah lebih mudah dilaksanakan dan relatif lebih aman bagi tanaman.
Umumnya digunakan untuk irisan ke arah atas (Upward tapping). Stimulan dioleskan di kulit yang akan disadap (bukan di alur sadap), namun sebelum dioleskan kulit pasir harus di kerok tipis (selebar 1-1,5 cm) sehingga penyerapan lebih optimal. Stimulan yang digunakan dapat dilarutka dengan minyak sawit (CPO : Crude Palm Oil) agar efektivitasnya maksimal.