Luas tanaman karet di Indonesia adalah + 3,3 juta ha (perkebunan rakyat 85%) dengan produksi mencapai 2,37 juta ton, komoditaskaret berperan penting terhadap perkembangan perekonomian nasional, di antaranya:
– Sebagai penghasil devisa (US$4,0 M)
– Penyedia lapangan kerja (1,5 jt KK)
– Pembangunan daerah
– Pelestarian lingkungan hidup
Permasalahan dalam komoiditas karet nasional disebabkan banyak faktor antara lain tingkat produktivitas rendah pada perkebunan rakyat, kualitas bokar belum sesuai dengan SNI, peremajaan/replanting yang masih lambat, pemakaian bahan tanam klon unggul baru 30-40%, dan konsumsi domestik 7% dari total produksi. Perkembangan pasar karet alam dunia sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan produksi dan konsumsi, keseimbangan permintaan dan penawaran, perkembangan harga karet alam dan prospek ekonomi global.
Upaya peningkatan produktivitas dan pendapatan dari komoditas karet dapat dilakukan melalui: Percepatan peremajaan perkebunan rakyat melalui melalui kredit dengan suku bunga relatif murah, Pemakaian bahan tanam karet unggul klonal, Diversifikasi usahatani dan pola tanam, Perbaikan kualitas mutu bokar dengan pemakaian koagulan yang terjangkau, Pengembangan infrastruktur – pengembangan produksi dan pengolahan karet serta industri barang jadi karet, Kemudahan/regulasi dan kepastian hukum yang merupakan insentif bagi investor.
Negara produsen karet alam diharapkan dapat menggunakan momentum harga yang baik untuk menyeimbangkan Business Chain untuk menghasilkan kesinambungan ekonomi perkaretan di antara negara produsen. Negara konsumen karet alam tidak hanya G7 tapi juga G4 yaitu: China, India, Rusia dan Brazil. Pasar karet alam utamanya ditentukan oleh faktor fundamental permintaan dan penawaran yang akan tetap tumbuh sesuai dengan kondisi ekonomi global. Pasar berjangka (future trading) diperlukan untuk pengelolaan resiko bagi produsen, dan mendinamisasi pasar.
0 komentar:
Post a Comment