Jika Anda kerja di perkebunan minimal sebagai asisten divisi/afdeling, maka jam kerja Anda bukan lagi 7 jam per hari, melainkan 24 jam sehari. Artinya, Anda harus siap jika tiba-tiba waktu Anda pribadi atau keluarga terpakai untuk urusan kerja. Orang kantoran biasa berangkat pagi dan pulang sore dengan jam kerja tertentu, tapi di kebun Anda harus bersedia bekerja 24 jam. Memang tidak semua kebun dan komoditi, tapi kebanyakan jam kerja tidak menentu tergantung kondisi kebun.
Misalnya Anda bekerja di perkebunan kelapa sawit, Anda harus siap jika tiba-tiba ada laporan bahwa truk pengangkut tidak dapat mengangkut produksi dari kebun karena ada jembatan yang putus, Anda harus siap mengecek ke lokasi yang diinformasikan walaupun saat itu sudah jam 6 sore. Contoh lainnya Anda dibangunkan tengah malam karena ada istri karyawan yang melahirkan dan perlu mobil untuk membawa ke rumah sakit di kota. Anda harus bersedia membantu menyelesaikan masalah angkutan tersebut walaupun nantinya Anda akan memerintahkan bawahan Anda lainnya untuk mencari mobil tapi semua harus sepengetahuan Anda.
Demikian halnya menyangkut hari libur, jika orang kantoran biasanya libur hari sabtu, minggu dan hari besar lainnya, di perkebunan Anda harus siap masuk kerja meskipun sebenarnya hari libur karena target produksi belum tercapai. Bahkan jika sedang apes, libur Lebaran atau Natal bisa saja Anda tidak pulang kampung karena diperintahkan atasan untuk menjaga kebun apalagi jika anda karyawan baru siap-siap menjadi penjaga gawang sementara lainnya pulang kampung merayakan Lebaran atau Natal.
Tidak sedikit yang mengeluh mengenai tanggung jawab dan jam kerja yang diterapkan kebun, walaupun semua tercukupi tapi masalah waktu luang hampir tidak seleluasa orang yang kerja kantoran atau wiraswasta. Jadi, jika Anda berniat terjun ke dunia perkebunan, Anda harus siap bekerja 24 jam dalam artian Anda tetap bertanggung jawab atas apa yang terjadi di divisi/afdeling/kebun Anda meskipun Anda sedang tidur.
0 komentar:
Post a Comment