Monday, March 28, 2011

Sistem Eksploitasi Alternate Tapping Sistem (ATS) dan Change Over Panel (COP) Pada Tanaman Karet

Pengusahaan tanaman karet sangat erat berhubungan dengan ketersediaan kulit sebagai bidang/panel sadapan, sehingga kulit diistilahkan sebagai modal (bast capital). Sebagaimana konsep bisnis secara umum, penggunaan modal harus dilaksanakan secara bijaksana. Tanaman karet dengan produktivitas yang tinggi namun tidak lagi tersedia kulit atau panel sadap, maka dapat dipastikan akan segera terjadi penurunan produktivitas. Sebaliknya, tanaman karet dengan produksi normal namun masih tersedia banyak kulit, maka peluang mendapatkan produktivitas yang lebih tinggi sangat terbuka.

Tataguna panel bertujuan menggali potensi produksi di setiap bagian kulit secara optimal. Tataguna panel yang tidak tepat dapat menimbulkan komplikasi dimana irisan sadap di satu bagian kulit dapat menurunkan bahkan mematikan potensi produksi di bagian kulit lainnya. Dalam hal ini walaupun kulit masih tersedia, karena sudah terjadi efek saling memutus pada jaringan lateks maka hasilnya juga nihil. Sebaliknya, meskipun tataguna panel sudah didisain sedemikian rupa untuk menghindari efek saling memutus tersebut jika konsumsi kulit tidak terkendali maka umur ekonomis tanaman akan lebih pendek dari yang direncanakan sehingga secara kumulatif produktivitas tanaman dalam satu siklus ekonomi juga rendah. Oleh sebab itu, produktivitas tanaman karet yang tinggi dalam siklus ekonominya harus memenuhi perpaduan tataguna panel yang tepat dan konsumsi kulit yang hemat.

Dengan alasan tersebut maka dilakukan modifikasi tataguna panel menjadi ATS (alternate tapping system), yakni penggunaan panel bergantian tiap semester misalnya dari BI-1 (semester 1) ke H0-1 (semester 2). Juga adanya istilah COP (change over panel) pada ATS, yakni perpindahan panel dari BI-1 ke H0-1, kemudian dari BI-1 ke H0-2, kembali lagi BI-1 ke H0-1 dan seterusnya hingga BI-1 habis dan berpindah ke BI-2 (Gambar 2). Secara prinsip, konsep tataguna panel ini dinilai baik karena dapat menggairahkan penyadap dengan produksi yang tinggi dan tataguna panel bersesuaian dengan musim gugur daun. Namun dalam prakteknya, penyadap cenderung hanya menggunakan panel atas saja karena dorongan produksi yang tinggi sehingga panel bawah hampir tidak pernah digunakan bahkan juga pada saat musim gugur daun. Hal ini menjadi semakin nyata jika aspek pengawasan (tap inspeksi) cenderung melemah dan tidak dilembagakan.

Situasi tersebut tentu membawa kerugian yang sangat besar karena dalam waktu singkat panel atas habis akibat konsumsi kulit irisan ke atas tidak terkendali disusul dengan kematian panel bawah (KAS) yang selalu tidak cukup terpasok asimilat akibat rusaknya panel atas (terlebih jika berlaku COP). Pada gilirannya produktivitas tanaman akan menurun tajam, sementara ketersediaan kulit (bast capital) sudah kritis. Itulah sebabnya banyak kebun karet di berbagai wilayah mengalami percepatan siklus sadap – hanya berkisar 10 – 12 tahun saja  karena tidak ada lagi panel sadap yang tersedia. Tanaman karet tinggal menjadi tegakan ‘kayu bakar’ yang menunggu untuk ditebang, sementara siklus ekonominya baru mencapai 15 – 17 tahun (umur yang seharusnya masih sangat produktif). Standar 25 tahun sadap (30 tahun siklus ekonomi) yang dicanangkan ternyata jarang dapat dipenuhi.

Banyak perusahaan bertahan tidak melakukan peremajaan hingga mencapai umur ekonomis yang ditentukan (karena memerlukan biaya investasi besar), padahal produksi tanaman sudah tidak ekonomis lagi. Dalam hal tersebut, pengusahaan tanaman karet hanya memperpanjang kerugian dari waktu ke waktu. Hasil pengamatan di berbagai lokasi menunjukkan bahwa produksi kumulatif hanya berkisar 20 ton/ha/siklus (maksimal tercatat hanya 26 ton/ha/siklus), sementara potensi normalnya adalah 35 – 40 ton/ha/siklus. Situasi kronologis ini perlu dipahami bersama agar dapat diambil pelajaran dan diantisipasi lebih lanjut oleh para pelaku agribisnis tanaman karet.

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Hubungi kami

Silahkan hubungi kami melalui e-mail: perkebunanku@gmail.com
 

Galeri Foto

foto perkebunan, koleksi foto

Sahabat Blogger

Pesan Pembaca