Penurunan populasi akibat serangan angin merupakan masalah yang serius terutama pada sentra pertanaman karet seperti di Sumatera Utara. Tanaman karet memiliki kelenturan yang rendah sehingga mudah patah bila diterjang angin dengan intensitas tinggi. Beberapa cara ditempuh untuk mengurangi kerusakan akibat serangan angin, di antaranya dengan menanam klon yang relatif tahan terhadap serangan angin dan tanaman pemecah angin (wind breaker).
Selain itu, pencegahan dapat dilakukan dengan memodifikasi tajuk tanaman karet sehingga lebih lentur dan tahan terhadap serangan angin. Modifikasi tajuk dapat ditempuh dengan pemangkasan. Beberapa perusahaan swasta asing telah menerapkan kebijakan pemangkasan tajuk sebagai upaya mempertahankan kerapatan tanaman tetap pada kisaran yang ekonomis. Pemangkasan tajuk diduga memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman berkaitan dengan pengurangan volume tajuk yang signifikan.
Survei pada beberapa perusahaan yang melakukan pemangkasan tajuk bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemangkasan terhadap pertumbuhan tanaman (lilit batang dan tebal kulit) serta produktivitas tanaman. Dari hasil survei diketahui bahwa pemangkasan tajuk dapat mempertahankan kerapatan tanaman (400 pohon/ha pada umur tanaman 14 tahun). Umumnya pemangkasan dilakukan dua kali yaitu pada fase tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM).
Pemangkasan pada TBM umumnya dilakukan saat tanaman berumur 3-4 tahun pada ketinggian 4,5 - 5 m atau dua karangan daun dari atas. Pengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman diduga karena tanaman membentuk banyak cabang sehingga meningkatkan volume daun dan luas permukaan fotosintesis. Pada tanaman yang dipangkas pada fase TBM menunjukkan lilit batang 42 – 43 cm dan ketebalan kulit 6,3 – 6,4 mm pada umur tanaman empat tahun.
Silahkan download leaflet mengenai pemangkasan tajuk tanaman karet di sini.
0 komentar:
Post a Comment