Pembangunan penutup tanah di perkebunan semenjak awal masa penanaman telah menjadi baku kultur teknis. Penutup tanah memberikan berbagai keuntungan yaitu meningkatkan kesuburan tanah, melindungi permukaan tanah dari bahaya erosi, memperbaiki sifat-sifat tanah akibat pembakaran, mendorong pertumbuhan tanaman, menekan serangan penyakit jamur akar, dan menekan biaya pengendalian gulma. Secara konvensional pembangunan kacangan dilakukan secara manual dimana pengendalian gulma dilakukan dengan tenaga manusia. Sungguhpun cara ini efektif, tetapi membutuhkan tenaga kerja yang banyak, biaya yang tinggi dan pengawasan yang intensif serta mendorong terjadinya erosi tanah. Untuk mengatasi masalah tersebut di atas herbisida dapat digunakan dalam pembangunan kacangan. Dengan pemakaian herbisida kontak maupun pra tumbuh, pembangunan kacangan dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah dan tenaga kerja yang lebih sedikit.
Pada areal peremajaan, sebagian lahan biasanya sudah ditumbuhi oleh sisa kacangan (konvensional) pada saat penanaman sebelumnya. Untuk mencegah timbulnya gulma di areal yang sudah dipersiapkan sebaiknya segera ditanami kacangan. Penundaan penanaman berarti menambah biaya penyiangan. Hal ini berarti akan merugikan bagi pengusah. Ada beberapa macam komposisi benih kacangan yang sudah diketahui. Macam-macam komposisi ini berkembang sesuai dengan penelitian dan pengalaman bertahun-tahu di lapangan. Beberapa jenis kacangan yang dapat digunakan sebagai penutup tanah di perkebunan karet diantaranya :
1. Kacangan campuran konvensional
Kacangan campuran konvensional terdiri dari Pueraria phaseoloides, Calopogonium mucunoides, dan Centrosena pubescens merupakan penutup tanah yang ideal di perkebunan karet. Campuran konvensional memberikan bahan organik dan unsur hara ke dalam tanah lebih banyak dibandingkan dengan rumput alami, melindungi tanah dengan sempurna dari erosi, dan memberikan efek penekanan terhadap serangan JAP. Dapat dibangun dengan teknik yang sederhana baik secara manual bila tenaga kerja cukup tersedia maupun secara kimiawi. Kelemahannya yakni kurang toleran terhadap suasana ternaung sehingga pertumbuhannya berangsur-angsur tertekan bila tajuk tanaman karet menutup permukaan tanah.
2. Serelum (Calopogonium caeruleum)
Serelium memberikan bahan organik lebih banyak dari yang dihasilkan kacangan konvensional dan melindungio permukaan tanah dari erosi setaraf atau lebih baik dari kacangan campuran konvensional. Secara kumulatif serelium mendorong pertumbuhan tanaman setaraf atau ada kalanya lebih baik dibandingkan campuran kacangan konvensional. Juga berperan menekan secara efektif serangan JAP. Dibanding dengan kacangan lainnya, serelium lebih toleran terhadap suasana ternaung dan kekeringan, kurang disukai hama; selama masa TM serelium dapat bertahan tumbuh dalam gawangan karet. Pertumbuhan awalnya lebih lambat menutup permukaan tanah dibanding dengan kacangan konvensional.
3. Mucuna bracteata
Mucuna bracteata merupakan jenis kacangan baru yang diintroduksi dari negara India. Penggunaannya di perkebunan karet baru dilakukan selama 3 tahun terakhir. Meskipun demikian jenis kacangan ini banyak diminati pekebun karet karena dapat secara efektif menutup permukaan tanah pada masa TBM. Secara visual penggunaan Mucuna bracteata pada areal TBM karet dapat mendorong pertumbuhan tanaman karet setaraf dengan kacangan campuran konvensional maupun serelium. Jenis kacangan ini menghasilkan bahan organik cukup besar dan pertumbuhannya sangat cepat. Pengamatan di lapangan pertumbuhan sulur kacangan yang sehat dapat mencapai >10 cm setiap 24 jam dan dengan penanaman sama banyak dengan jumlah tegakan karet per hektar, ternyata dalam waktu 6 bulan dapat menutup pemukaan tanah dengan sempurna. Dari kenyataan tersebut dapat dikatakan mukana sangat efektif melindungi permukaan tanah dari erosi terutama pada masa TBM. Dibanding dengan kacangan lainnya, Mucuna bracteata lebih toleran terhadap suasana ternaung dan kekeringan, kurang disukai hama dan tidak disukai ternak, sehingga jenis kacangan ini sangat cocok untuk dipergunakan pada areal TBM yang potensial mendapat gangguan ternak lembu maupun kambing. Selama masa TM Mucuna bracteata masih dapat bertahan tumbuh dalam gawangan karet. Kelemahannya karena pertumbuhan Mucuna bracteata sangat cepat, konsekuensinya frekuensi rotasi pengendalian sulur menjadi lebih sering. Dalam dua minggu, apabila pertumbuhan sulur tidak dikendalikan maka akan melilit batang tanaman karet.
Topik terkait:
- Potensi Mucuna bracteata dalam pengembalian hara
- Penutup tanah kacangan di perkebunan karet
0 komentar:
Post a Comment