Sumatera Utara merupakan sentra perkebunan sejak jaman Belanda, dulu dikenal sebagai Sumatera Timur (sebenarnya hanya merujuk pada tanah Melayu : Kab. Deli Serang, Langkat dan Asahan). Wilayah ini begitu terkenalnya karena menghasilkan tembakau Deli kelas I yang banyak diburu di pasar internasional. Seiring berkembangnya jaman hampir seluruh wilayah Sumatera Utara tersentuh oleh perkebunan dari Kab. Langkat di Utara sampai Tapanuli Selatan yang berbatasan dengan Sumatera Barat.
Perkembangan perkebunan di Sumatera Utara tidak terlepas dari peran kuli kontrak dari Pulau Jawa pada masa penjajahan Belanda, karena eksodus besar-besaran kuli kontrak dari Jawa, saat ini populasi suku Jawa di Sumatera Utara tidak kurang dari 20% populasi total. Di sinilah kelebihannya, Sumatera Utara adalah salah satu provinsi paling beragam dan paling toleran. Mereka hidup saling berdampingan. Yang paling menonjol adalah, di mana ada perkebunan biasanya ada perkampungan Jawa di sekitarnya.
Tanah di Sumatera Utara sangat sesuai dengan perkebunan terutama di bagian pesisir tanahnya lempung berpasir. Tapi sebenarnya yang paling mendukung adalah iklimnya. Di Sumatera Utara, musim kemarau dan musim hujan kadang tidak jelas karena hujan cenderung merata, tidak ada kemarau yang berkepanjangan seperti di Jawa. Kondisi ini sangat mendukung bagi pertumbuhan tanaman.
Tidak berlebihan sepertinya jika Sumatera Utara disebut Ibukota Perkebunan Indonesia. Banyak perkebunan besar dan mempunyai sejarah panjang di Sumatera Utara seperti: London Sumatera dan Socfindo, perusahaan besar lainnya juga melebarkan sayapnya di Sumatera Utara seperti Asian Agri, Sifef group, Smart tbk dll. Kondisi ini sangat didukung oleh pusat penelitian nasional yang ada di Sumatera Utara. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan Pusat Penelitian Karet (PPK) berkantor pusat di Sumatera Utara, perlu digarisbawahi bahwa kedua komoditi ini adalah andalah sektor perkebunan Indonesia. Pusat-pusat penelitian tersebut berperan besar pada introduksi teknologi baru dan tempat menemukan solusi masalah budidaya tanaman.
Di tahun 2008, luas areal perkebunan di Sumatera Utara mencapai 24% dari luas total provinsi Sumatera Utara yang menyumbang nilai tambah sebesar 9,06% terhadap Produk Domestik Bruto Sumatera Utara. Tercatat ada 23 komoditi perkebunan yang dibudidayakan di Sumatera Utara di antaranya: kelapa sawit, karet, kopi, kakao, dan tembakau. Angka tersebut kemungkinan terus meningkat karena perkebunan merupakan sektor yang terus berkembang. Jika ingin melihat komoditi-komoditi perkebunan yang ada di Sumatera Utara, luas, produksi, daerah penyebaran dan tujuan pemasarannya, silahkan download leaflet yang diterbitkan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara di sini.
Tidak dapat dipungkiri, sektor perkebunan merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara, bahkan di provinsi-provinsi lain. Jika dikelola dengan baik, sektor perkebunan memiliki potensi sangat besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Provinsi-provinsi lain yang sedang mengembangkan sektor perkebunan antara lain: Rian, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, dan provinsi-provinsi di Kalimantan serta Sulawesi. Peluang pengembangan perkebunan di Kalimantan dan Sulawesi masih memiliki potensi besar karena masih banyak lahan yang tersedia.
*****
Pengunjung yang terhormat,
Kritik dan saran dari Anda sangat kami harapkan untuk perbaikan blog ini sehingga dapat membawa manfaat bagi yang tertarik dengan dunia perkebunan. Kami mohon kesediaan Anda memberikan komentar di kolom yang tersedia.
Kami sangat berterima kasih atas kunjungan Anda ke blog ini.
0 komentar:
Post a Comment