A. Penyisipan
Pada tanaman perkebunan, penyisipan atau penyulaman adalah sesuatu yang biasa dilakukan karena tanaman yang baru ditanam tidak semuanya hidup. Gangguan hama dan penyakit dapat menyebabkan tanaman yang baru ditanam mati atau pertumbuhannya abnormal. Penyisipan bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati dan abnormal tersebut sehingga populasi tetap optimal dan pertumbuhannya seragam.
Penyisipan pada tanaman kelapa sawit dapat dilakukan sepanjang periode TBM (umur 1, 2 dan 3 tahun). Untuk keperluan penyisipan sebaiknya disediakan bibit siap tanam 5 – 7% dari populasi tanaman. Namun sebelum kegiatan penyisipan dilakukan, sebelumnya harus dilakukan kegiatan inventarisasi untuk menentukan jumlah dan posisi tanaman yang perlu diganti.
Inventarisasi harus dilakukan pada areal yang baru ditanam setidaknya sebulan setelah penanaman. Tanaman yang masuk kriteria inventarisasi adalah: tanaman yang mati, tanaman yang rusak, dan tanaman tumbang. Tanaman yang rusak dan tumbang harus segera direhabilitasi dengan menegakkan tanaman dan memadatkan tanah disekitar tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh normal. Tongkat penyangga dan tali dapat digunakan jika diperlukan. Jika tidak dapat direhabilitasi maka harus dimasukkan pada daftar tanaman yang harus diganti bersama tanaman yang mati. Pada titik dimana tanaman harus diganti dibuat pancang setinggi 2 – 2,5 m dan diberi tanda diujungnya (dicat merah atau kuning) agar mudah terlihat oleh tim penyulam nantinya. Kegiatan inventarisasi dapat dilakukan secara berkala setiap enam bulan atau setahun sekali sehingga populasi tetap optimal.
Setelah jumlah dan posisi tanaman yang harus disulam sudah diketahui, maka penyulaman dapat segera dilakukan. Tanaman yang mati atau rusak berat harus dicabut dan lubang bekas tanaman digali kembali dengan ukuran 60 x 60 dengan kedalaman 50 – 60 cm. Sebaiknya setiap lubang ditaburi pupuk RP 500 – 600 gr/lubang tanam. Penanaman bibit sama seperti penanaman bibit umumnya. Setelah penanaman, piringan (bokoran) dibersihkan selebar 1 – 1,2 m.
B. Pemeliharaan Piringan (Bokoran)
Daerah di sekitar batang tanaman yang berbentuk lingkaran disebut piringan (bokoran). Piringan sangat penting bagi tanaman kelapa sawit terutama dalam fase TBM. Piringan yang bersih memiliki banyak manfaat di antaranya:
- Tempat penaburan pupuk sehingga pupuk optimal diserap tanaman bukan diserap gulma.
- mempermudah kegiatan perawatan tanaman lainnya.
- Mengatur kelembaban sehingga menekan penyakit dan jamur.
- Piringan yang bersih dapat menekan serangan hama seperti tikus dan babi hutan.
- Tempat jatuhnya brondolan sehingga mudah dikutip
Piringan yang baik diameternya disesuaikan dengan umur tanaman, pada umur satu tahun diameter idealnya adalah 1 meter, umur dua tahun 1,25 meter dan TBM 3 sekitar 1,5 meter. Pemeliharaan piringan dapat dilakukan secara manual dengan menggaruk/mengored gulma disekitar batang dengan menggunakan garuk atau parang babat membentuk lingkaran dengan diameter seperti di atas. Pemeliharaan pada TBM 1 dapat dilakukan setiap bulan (12 kali/tahun), TBM 2 sekitar 8 kali/tahun dan TBM 3 sekitar 8 kali/tahun. Untuk memudahkan kegiatan pemeliharaan, cara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida sistemik berbahan aktif glyphosate dengan dosis 300 cc/ha/rotasi.
Dengan pemeliharaan yang optimal, tanaman TBM akan tumbuh optimal dan seragam sehingga produktivitas kebun akan lebih memuaskan.
0 komentar:
Post a Comment