Kakao adalah bahan utama
pembuatan bubuk kakao (coklat), bubuk kakao adalah bahan dalam pebuatan kue, es
krim, makanan ringan, susu yang dalam bahasa sehari-hari masyarakat kita
menyebutnya coklat. Karakter rasa coklat adalah gurih, dengan aroma yang khas
sehingga disukai banyak orang khususnya anak-anak dan remaja. Negar-negara penghasil
kakao di dunia (tahun panen 2005) adalah: Pantai Gading (38%), Ghana (19%), Indonesia
(13%), Nigeria (5%), Brasil (5%), Kamerun (5%), Ekuador (4%), dan Malaysia (1%).
Pada budidaya kakao, bibit kakao yang yang terbaik
adalah yang berasal dari klon unggul dan diperbanyak dengan cara vegetatif sehingga
secara genetik sifat-sifat unggul yang diinginkan tetap dapat dipertahankan.
Teknik perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif yang lazim digunakan pada
komoditas kakao adalah dengan cara okulasi, meskipun terdapat beberapa teknik perbanyakan vegetatif lainnya seperti sambung dan kultur jaringan. Seperti halnya okulasi pada tanaman
perkebunan lainnya (karet, kopi, dll.), okulasi pada tanaman kakao bertujuan
menempelkan mata entres dari klon unggul tertentu yang diinginkan
sifat-sifatnya kepada batang bawah.
Untuk melakukan okulasi kakao
(coklat), yang pertama perlu diperhatikan adalah sumber mata entres (kayu
olulasi) harus berasal dari klon/varietas yang unggul. Selanjutnya sumber entres
harus berkualitas baik yaitu berwarna coklat (tidak terlalu tua dan tidak
terlalu muda) serta mata entres yang akan diambil dalam keadaan baik (nampak
jelas). Kayu okulasi dapat berasal dari 2 (dua) jenis cabang yaitu ortotrop dan
plagiotrop. Tanaman yang dihasilkan dari okulasi tunas ortotrop pada umumnya
habitus baik, tanaman berjorget, tanaman tinggi besar dan percabangan teratur
serta lebih lambat berbunga/berbuah. Sedangkan tanaman yang dihasilkan dari
okulasi tunas plagiotrop pada umumnya habitus pendek, percabangan mulai dari
permukaan tanah dan tanaman cepat berbuah.
Selanjutnya perlu diperssiapkan batang
bawah yang akan kita tempelkan mata okulasi. Batang bawah harus dalam pertumbuhan
yang aktif, yang ditandai dengan adanya daun muda (flush). Sel-sel kulit batang
bawah harus cukup mengandung air sehingga tidak terjadi kerusakan sel pada saat
okulasi. Oleh karena itu sebaiknya okulasi dilakukan pada saat kandungan air
tanah cukup. Setelah kedua faktor di atas
terpenuhi, berikutnya yang harus diperhatikan adalah keterampilan tenaga
okulasi. Tenaga okulasi yang berpengalaman cenderung meningkatkan keberhasilan
okulasi. Kuncinya adalah potongan mata okulasi dengan sayatan batang bawah
harus serasi. Di samping itu luka sayatan dan potongan mata okulasi harus
diusahakan agar tidak membuka terlalu lama.
0 komentar:
Post a Comment