Saturday, March 24, 2012

Bioetanol : Solusi Kenaikan Harga BBM

Harga bahan bakar minyak (BBM) naik lagi, memang seiring perkembangan populasi dan perekonomian dunia kebutuhan BBM dipastikan akan terus meningkat sedangkan sumbernya terbatas dan tidak dapat diperbaharui, secara otomatis harga juga akan naik. Masalah BBM tidak hanya terjadi di Indonesia tapi di seluruh dunia.

Indonesia walaupun menghasilkan minyak bumi namun terpaksa impor dari luar. Ditambah pendapatan perkapita yang tergolong rendah kenaikan harga BBM merupakan isu sensitif yang menyangkut banyak orang. Masalah berikutnya adalah bagaimana secara bertahap mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi yang melimpah yang dapat dinikmati semua orang. Dengan pertimbangan luas areal, kondisi iklim, tanah dan keahlian penduduk Indonesia, maka bioetanol dapat menjadi salah satu solusi mengurangi konsumsi bahan bakar fosil.

Bioethanol adalah etanol yang berasal dari tumbuhan. Bioetanol dapat diproduksi dari tanaman-tanaman yang umum dibudidayakan di Indonesia misalnya tebu, kentang, singkong, dan jagung. Pemakaian etanol lebih ramah lingkungan. Etanol memiliki angka oktan 117 atau lebih tinggi dibanding premium yang hanya 87-88. Oleh karena itu, etanol bisa menggantikan peran Tetra Ethyl Lead (TEL) dan Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE) yang mengandung timbal. Penggunaan etanol murni akan menghasilkan CO2 13% lebih rendah dibanding premium. Selain itu, emisi CO dan UHC pada pemakaian etanol juga lebih sedikit dari premium.

Etanol terbukti dapat digunakan secara luas di Brasil dan Amerika Serikat. Kedua negara ini memproduksi 88% dari seluruh jumlah bahan bakar etanol yang diproduksi di dunia. Kebanyakan mobil-mobil yang beredar di Amerika Serikat saat ini dapat menggunakan bahan bakar dengan kandungan etanol sampai 10% dan penggunaan bensin etanol 10% malah diwajibkan di beberapa kota dan negara bagian AS. Sejak tahun 1976, pemerintah Brasil telah mewajibkan penggunaan bensin yang dicampur dengan etanol, dan sejak tahun 2007, campuran yang legal adalah berkisar 25% etanol dan 75% bensin (E25). Di bulan Desember 2010 Brasil sudah mempunyai 12 juta kendaraan dan truk ringan bahan bakar fleksibel dan lebih dari 500 ribu sepeda motor yang dapat menggunakan bahan bakar etanol murni (E100) (Sumber: Aris Toharisman, P3GI-Pasuruan).

Bioetanol dapat saja menggantikan bensin (BBM) yang ada saat ini, atau setidaknya mengurangi kebutuhannya. Semua bisa dilakukan jika ada niat yang kuat terbukti Amerika Serikat dan Brasil sudah melakukannya. Di sisi lain petani kita akan sangat merasakan dampaknya karena selama ini produk pertanian yang dapat menghasilkan etanol hanya sebatas untuk kebutuhan pangan. Jika permintaan komoditi pertanian meningkat (dengan program bioetanol) maka harga jual komoditi juga meningkat, mudah-mudahan kesejahteraan petani juga meningkat. Lahan pertanian kita sangat luas dan petani kita sangat mahir bercocok tanam, tinggal pemerintah yang mau serius melaksanakannya atau masih senang didemo karena menaikkan harga BBM seperti saat ini.

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Hubungi kami

Silahkan hubungi kami melalui e-mail: perkebunanku@gmail.com
 

Galeri Foto

foto perkebunan, koleksi foto

Sahabat Blogger

Pesan Pembaca