Mayoritas kita tentu setuju jika merokok lebih banyak membawa dampak negatif ketimbang positifnya. Oleh sebab itu, pemerintah dan lembaga-lembaga kesehatan sedang gencar-gencarnya untuk mengurangi kebiasaan merokok di Indonesia. Hampir semua tempat umum terpasang pengumuman “Dilarang Merokok”, di hotel-hotel, restoran, stasiu, sarana ibadah dan banyak tempet-tempat umum lainnya. Jika anda seorang perokok, sedikit banyak mungkin anda merasa disisihkan atau dipandang sebagai warga Negara kelas dua.
Hal itu sering terjadi di kota-kota, tapi bila anda tinggal di lingkungan perkebunan, kejadiannya bisa terbalik. Merokok dalam budaya di sekitar perkebunan adalah hal yang lumrah dan manusiawi. Hampir 80% orang yang bekerja di perkebunan (terutama kaum pria) adalah perokok. Kebudayaan itu belum terkikis oleh peraturan-peraturan pemerintah dan pemda sebagaimana di kota-kota besar. Orang-orang yang tidak merokok umumnya para pimpinan kebun, entah untuk alasan kesehatan atau jaga wibawa karena pimpinan kebun yang tidak merokok umumnya akan bercerita panjang lebar tentang bahaya rokok melebihi dokter spesialis paru-paru.
Tapi tidak semua pimpinan kebun bersikap seperti itu, masih banyak juga yang tetap merokok walaupun biasanya pimpinan kebun paling tidak berumur separuh baya (45 tahun lebih), yang tidak merokok biasanya pernah terserang penyakit parah kemudian berhenti atau memang sejak awal tidak merokok. Di level pelaksana lapangan, merokok adalah simbol pergaulan, akan lebih cepat akrab bila ngobrol sambil merokok. Bila anda karyawan pimpinan baru, akan lebih mudah membaur dengan bawahan jika anda bercerita sambil merokok, karena jika anda merokok suasana lebih santai dan tidak terlihat formal. Bawahan akan sangat senang jika sekali-sekali atasannya meminta rokok sebatang darinya, besar kemungkian mereka akan melakukan apa yang diperintahkan dengan sebaik mungkin.
Banyak alasan mengapa para karyawan perkebunan cenderung merokok, dari sekedar pergaulan, mengusir nyamuk, atau memang benar-benar sudah kecanduan. Tapi memang merokok di udara terbuka, di bawah keteduhan pepohonan bersama rekan-rekan sangat mengasyikkan, jauh dibanding merokok di dalam ruangan seperti di kantor-kantor. Jika anda seorang perokok dan berniat bekerja di perkebunan, tidak usah khawatir akan dikucilkan karena anda akan menemukan banyak teman. Yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu berlebihan, dan tetap diimbangi dengan usaha menjaga kesehatan lainnya.
0 komentar:
Post a Comment