Pada tanaman karet, teknis penyadapan dapat menentukan produktivitas tanaman yang dapat dicapai. Sistem eksploitasi pada dasarnya bertujuan untuk mengoptimalkan produksi dan memaksimumkan keuntungan bagi perusahaan. Salah upaya yang sering digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman adalah aplikasi stimulan. Teknologi stimulan telah dikenal lama oleh pelaku agribisnis karet, stimulan yang paling dikenal adalah jenis konvensional berbahan aktif 2-chloroethyl phosponic acid (etephon) dengan metode oles melalui carrier air atau crude palm oil (CPO).
Potensi etephon terutama pada kemampuannya melepas etilen ke jaringan phloem melalui proses hidrolisis. Etilen cenderung menstimulasi pompa proton H+/sukrose yang mengaktifkan transport gula ke dalam sel-sel pembuluh lateks. Etilen yang mengaktivasi pompa-pompa proton ATPase dan Ppase menyebabkan asidifikasi serum lutoid dan basifikasi sitosol.
Seiring dengan kemajuan yang dicapai dalam bidang eksploitasi tanaman karet, maka ditemukan teknik eksploitasi yang lebih efektif yaitu melalui LITS (Low Intensity Tapping System) dengan menerapkan irisan pendek dikombinasikan dengan stimulan gas etilen. Mekanisme kerja stimulan gas etilen hampir sama dengan stimulan ethepon. Pada stimulan ethepon bahan aktif C2H4 akan terhidrolisis dalam jaringan tanaman menghasilkan gas etilen, sedangkan pada stimulan gas langsung diberikan dalam bentuk gas etilen tanpa melalui proses hidrolisis.
Gas etilen yang diaplikasikan pada jaringan tanaman dapat menstabilkan lutoid yang merupakan fraksi dasar lateks dan banyak mengandung kation. Peran stabilisasi lutoid sangat penting karena jika lutoid pecah, maka kation-kation akan bereaksi dengan partikel karet yang bermuatan negatif sehingga terjadi koagulasi. Proses koagulasi menyebabkan lateks berhenti menetes. Oleh sebab itu, pada prinsipnya tujuan penggunaan stimulan adalah menunda penggumpalan pembuluh lateks sehingga massa aliran lateks lebih lama.
Saat ini beberapa produsen menawarkan produk stimulan gas. Pada dasarnya jenis gas yang digunakan relatif sama yaitu gas etilen (C2H4), hanya saja jenis aplikator dan teknis pemberiaan gas berbeda sehingga pengaruh yang ditimbulkan juga berbeda. Kondisi tersebut memberikan keuntungan bagi pengguna untuk memilih produk stimulan gas yang sesuai dengan kondisi tanaman dan kemampuan pembiayaan. Walaupun demikian, kurangnya data dan informasi mengenai penggunaan stimulan gas dan pengaruhnya terhadap kesehatan tanaman menyebabkan pekebun seringkali salah menerapkan di lapangan sehingga menyebabkan tanaman mengalami mati kulit (kering alur sadap (KAS)).
0 komentar:
Post a Comment