Kajian tipologi klonal dilakukan untuk mengiventarisasi klon-klon anjuran yang sudah tersebar luas dalam suatu kelompok-kelompok yang memiliki kemiripan dalam metabolisme pembentukan lateksnya. Hasil inventarisasi tersebut diperoleh dua kelompok besar klon yaitu klon-klon quick starter dan klon-klon slow starter. Klon-klon quick starter (QS) adalah klon dengan metabolisme tinggi yang memiliki sifat antara lain kurang responsif terhadap pemberian stimulan, rentan terhadap KAS, dan kulit pulihan yang kurang potensial. Sedangkan klon slow starter (SS) adalah klon klon-klon metabolisme rendah sampai sedang yang memiliki ciri spesifik di antaranya responsif terhadap pemberian stimulan, relatif lebih tahan terhadap tekanan eksploitasi dan kulit pulihan umumnya tebal sehingga potensial untuk dimanfaatkan. Beberapa jenis klon yang banyak digunakan di Indonesia telah dibedakan berdasarkan pengelompokan di bawah ini.
Pola produksi klon QS dan SS yang menunjukkan bahwa keduanya memiliki pola produksi yang berbeda. Klon QS memiliki puncak produksi yang diperoleh pada periode awal penyadapan, sedangkan klon SS memiliki puncak produksi pada pertengahan siklus ekonominya. Klasifikasi klon yang sudah tersusun tersebut dapat dijadikan dasar dalam penetapan sistem eksploitasi yang sesuai, sehingga dapat mendukung produktivitas tanaman yang optimal, tidak akan terjadi over dan under eksploitasi. Pendekatan ini dianggap praktis karena dapat digunakan oleh semua pelaku agribisnis perkebunan karet, meskipun tidak secermat dan seteliti penggunaan konsep Diagnosis Lateks.
Klasifikasi klon berdasarkan metabolisme pembentukan lateks ini selanjutnya akan terus dikembangkan dan disempurnakan, terutama untuk mendukung penyusunan rekomendasi sistem eksploitasi tanaman karet. Perakitan klon-klon baru dalam program pemuliaan tanaman karet saat ini juga didukung oleh data tipologi klonal, sehingga setiap pelepasan klon baru sudah dapat disertai dengan rekomendasi sistem eksploitasi yang sesuai.
0 komentar:
Post a Comment