Monday, February 14, 2011

Diagnosis Lateks Pada Tanaman Karet - Fungsi dan Manfaatnya

Pengamatan terhadap parameter fisiologis tanaman dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh sistem eksploitasi terhadap kondisi fisiologis tanaman. Sistem eksploitasi secara umum memberikan tekanan secara fisiologis terhadap tanaman. Oleh sebab itu dilakukan diagnosis lateks untuk menggambarkan tingkat tekanan fisiologis dan pengaruhnya terhadap kesehatan tanaman. Dalam diagnosis lateks diamati kadar sukrosa, kadar fosfat anorganik (FA), dan kadar tiol.


Kadar sukrosa lateks berkaitan erat dengan tingkat eksploitasi yang diterapkan. Hal tersebut disebabkan hasil fotosintesis ditranslokasikan ke organ tanaman lainnya dalam bentuk sukrosa. Mekanisme source-sink merupakan partisi asimilat yang umumnya berasal dari tajuk (perdaunan) menuju kulit batang yang menghasilkan lateks bila disadap. Kadar Sukrosa merupakan potensi bahan baku lateks dan berkaitan erat dengan tingkat eksploitasi yang diterapkan pada suatu tanaman. Kandungan Sukrosa dalam pembuluh lateks semakin menurun dengan meningkatnya intensitas eksploitasi, ambang batas nilai sukrosa adalah 4 mM, apabila intensitas eksploitasi ditingkatkan sehingga kadar sukrosa di bawah 4 mM maka akan menimbulkan kekosongan bahan penyusun (perkusor) lateks (isoprena).

Fosfat anorganik (FA) adalah indikator bagi aktivitas metabolik, dalam hal ini menggambarkan kemampuan tanaman mengubah bahan baku (sukrosa) menjadi partikel karet. Fosfat anorganik (FA) adalah indikator bagi aktivitas metabolik tanaman. Kadar FA maksimal adalah 25 mM, bila kadar FA melebihi ambang batas tersebut, maka tanaman mengindikasikan adanya respons tanaman terhadap cekaman atau gangguan penyakit.

Kadar Tiol (R-SH) merupakan indikasi penting yang berhubungan dengan kerentanan fisiologis lateks terutama pada kejadian kering alur sadap (KAS). Fungsi tiol adalah mengaktifkan enzim-enzim yang berperan dalm kondisi cekaman lingkungan, dan status tiol menunjukkan respons tanaman terhadap tekanan eksploitasi. Kadar tiol berbanding terbalik dengan intensitas eksploitasi. Semakin tinggi intensitas eksploitasi, maka semakin rendah kadar tiol. 

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Hubungi kami

Silahkan hubungi kami melalui e-mail: perkebunanku@gmail.com
 

Galeri Foto

foto perkebunan, koleksi foto

Sahabat Blogger

Pesan Pembaca