Awalnya eksploitasi tanaman karet hanya berupa torehan ataupun tusukan dan tidak memiliki norma yang dapat menyebabkan mengalirnya lateks sehingga produksi yang dihasilkan tidaklah sebanyak produksi yang dapat digali seperti sekarang ini. Seiring pesatnya perkembangan penelitian di bidang eksploitasi, beberapa cara sistem eksploitasi digunakan untuk penggalian produksi secara optimal.
Dalam sejarahnya, tataguna panel telah mengalami banyak perkembangan dan penyesuaian. Pada mulanya tataguna panel berlaku sederhana selama 25 tahun yakni 17 tahun di panel bawah, 4 tahun di panel atas, dan 4 tahun sebagai sadap bebas di panel mana saja. Panel bawah disadap 6 tahun di B0-1, 5 tahun di B0-2, 3 tahun di BI-1 dan 3 tahun di BI-2. Adapun panel atas disadap masing-masing selama 2 tahun di H0-1dan H0-2.
Pada sistem eksploitasi konvensional, produktivitas tanaman akan menurun pada saat menyadap kulit pulihan di panel BI-1 dan BI-2. Peningkatan produktivitas diharapkan saat penyadapan ke arah atas, namun karena telah mengalami penurunan populasi maka produksi per satuan luas tetap rendah. Meskipun memiliki siklus ekonomi yang relatif lebih panjang, secara kumulatif produktivitas tanaman tidak menguntungkan secara ekonomis karena puncak produksi tidak pernah tercapai.
Sementara itu di satu sisi pelaku agribisnis karet selalu dihadapkan pada satu pilihan yaitu mendapatkan produksi yang tinggi terutama berkaitan dengan harga karet. Pada saat harga karet sedang tinggi, para pelaku agribisnis dituntut untuk mendapatkan produksi yang tinggi untuk memperbesar profit margin. Sebaliknya saat harga karet rendah, pelaku agribisnis juga harus mengambil produksi yang banyak untuk mengkompensasi biaya operasional yang cenderung meningkat.
0 komentar:
Post a Comment