Karet alam yang dihasilkan dari tanaman Hevea brasiliensis memiliki banyak manfaat dan saat ini produk turunan karet alam hampir digunakan oleh semua orang di seluruh dunia. Karet merupakan komoditi yang diperdagangkan di tingkat global. Oleh sebab itu, harga sangat ditentukan oleh kondisi pasar internasional. Harga karet beberapa tahun belakangan menunjukkan kondisi yang sangat fluktuatif, pada tahun 2008 harga karet alam sangat baik namun di awal tahun 2009 harga sangat anjlok sampai akhir 2009.
Di awal tahun 2010 harga kembali membaik, tentunya kondisi tersebut diharapkan dapat stabil sehingga para pelaku agribisnis karet mendapatkan nilai tambah dari harga karet yang tinggi. Dampak langsung sangat dirasakan oleh petani dan pekebun yang menjual karetnya dalam bentuk bahan mentah (lateks atau lum). Sedangkan perusahaan besar yang menjual dalam ikatan kontrak juga tidak lepas dari kerugian akibat penurunan harga karet di pasar internasional. Tingkat harga yang fluktuatif menunjukkan bahwa harga karet sangat rentan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor langsung yang mempengaruhi harga karet internasional tentu saja adalah faktor supply dan demand sesuai prinsip dasar ekonomi liberal. Akan tetapi faktor-faktor tidak langsung juga seringkali menyebabkan harga karet menurun tajam.
I. FAKTOR PERMINTAAN (DEMAND)
Faktor langsung yang mempengaruhi harga karet adalah permintaan dan penawaran. Permintaan karet alam dari tahun ke tahun selalu meningkat, hal tersebut karena penggunaan karet semakin luas seiring dengan teknologi yang menciptakan produk-roduk baru yang berbahan baku karet alam juga tingkat konsumsi terhadap produk turunan karet yang terus meningkat seiring laju pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk dunia. Saat ini, China merupakan negara konsumen karet alam terbesar dengan angka sekitar 2.085 ton/ tahun disusul negara-negara Eropa (1.558 ton/tahun) dan Amerika Serikat (1.330 ton per tahun). Negara Asia lainnya yang tergolong tinggi dalam konsumsi karet alam adalah Jepang (796 ton/tahun). Angka-angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat karena negara-negara tersebut adalah negara industri yang secara tradisi tidak memiliki areal pertanaman karet yang memadai sehingga dapat dikatakan mereka mendapatkan bahan baku karet murni dari mengimpor.
II. FAKTOR PENAWARAN (SUPPLY)
Penawaran dalam hal ini adalah suplai karet alam di pasar internasional juga merupakan faktor langsung yang mempengaruhi harga karet dunia. Suplai karet alam saat ini praktis hanya diperoleh dari negara-negara yang secara tradisi mengembangkan tanaman karet sebagai komiditas perkebunan seperti: Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Srilanka dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Sedangkan China dan negara-negara lainnya dalam usahanya mengembangkan tanaman karet masih terhambat kondisi iklim dan kesesuaian lahan. Saat ini Thailand merupakan negara produsen utama dengan produksi 2.900 ton/tahun disusul Indonesia dengan 2.270 ton/tahun, Malaysia 1.132 ton/tahun dan India 772 ton/tahun. Suplai karet alam di pasar dunia sangat dipengaruhi oleh tingkat produksi masing-masing negara produsen, usaha peningkatan produktivitas tanaman juga berkaitan langsung terhadap produksi yang dihasilkan. Namun laju peningkatan produksi umumnya masih sangat kecil bila dibandingkan dengan laju permintaan pasar dunia.
Bila dilihat dari kedua faktor di atas, seharusnya harga karet tetap tinggi karena tingkat permintaan cenderung meningkat tajam sedangkan suplai cenderung stagnan. Akan tetapi kenyataannya banyak faktor lain yang juga mempengaruhi harga karet di pasar internasional.
0 komentar:
Post a Comment